Archive for the ‘Apologia’ Category

Iblis tidak menyiksa jiwa di neraka

Posted: November 27, 2012 in Apologia

Shalom..
Dalam berbagai kesaksian tentang neraka yang sering kita dengarkan dari orang-orang yang mengklaim dirinya pernah dibawah ke neraka, ada beberapa kesaksian yang menggambarkan kondisi jiwa-jiwa di neraka yang di siksa oleh iblis yang mereka gambarkan sebagai penguasa di neraka. Benarkah kesaksian tersebut Alkitabiah..? Dalam Alkitab Perjanjian Lama Ibrani, kata yang di gunakan untuk menggambarkan Neraka hanya ada satu kata saja yaitu kata Ibrani ” שאול  – she’ol (syin – alef – vav – lamed). Alkitab terjemahan Indonesia menerjemahkan she’ol sebagai “dunia orang mati” (Lih. Kej. 37:35 ; Bil. 16:30,33 ; Yes. 14:15 ; Yunus 14:15 ; dll). Namun dalam Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahas Yunani, neraka di gambarkan dengan lebih rinci lagi yaitu dengan 3 tingkatan sebagai berikut :

1. αδης – hades, yaitu tempat penantian sebelum penghakiman.

2. γεεννα – gehenna, yaitu neraka tempat manusia berdosa di lemparkan sesudah penghakiman.

3. ταρταροω – tartaros, yaitu neraka tempatnya para iblis dan nabi-nabi palsu di hukum.

Nah, sekarang siapakah yang menyiksa jiwa-jiwa di neraka menurut Alkitab? Memang kita banyak kali mendengar penafsiran ataupun kesaksian yang mengatakan bahwa Iblis berkuasa menyiksa jiwa di Neraka.. Kesaksian-kesaksian tersebut berani kami katakan tidak benar, karena tidak Alkitabiah. Alkitab menulis bahwa Iblis pun di hukum di dalam Neraka.

Wahyu 20:10
Dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.

Jadi menurut Alkitab, iblis sama sekali tidak mempunyai hak untuk menyiksa di neraka, karena Iblis pun ikut di hukum bersama orang-orang berdosa yang sudah di sesatkan mereka (Iblis).. Kalau begitu siapa yang menghukum jiwa di Neraka? Mari kita lihat petunjuk dalam Alkitab yg bisa menjawab pertanyaan di atas.. Ada sebuah kisah tentang orang kaya yang sombong dan Lazarus yang miskin (Lihat Lukas 16:19-31). Kisah ini menggambarkan penderitaan orang kaya yg sombong tersebut di Hades.. Siapakah yang menyiksanya ? Jawabannya ada pada ayat ke 24,

Lukas 19:24
Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

Alkitab menulis bahwa yang menyiksa jiwa-jiwa di Neraka bukan Iblis ataupun Malaikat Tuhan melainkan “api yang kekal”.  Jadi, jika anda mendengar kesaksian banyak orang tentang Neraka yang menyatakan bahwa mereka melihat iblis menyiksa jiwa2 di Neraka, sungguhlah amat meragukan karena tidak Alkitabiah. Alkitab menulis bahwa yang menyiksa jiwa-jiwa di Neraka yaitu “Nyala Api Kekal”. Malaikat Tuhan di sebutkan akan “di suruh mengumpulkan” mereka yang menyesatkan tersebut, namun tidak di tulis bahwa Malaikat Tuhan menghukum mereka.

Matius 13:40-41
40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya.

Malaikat Tuhan bertugas untuk mencampakkan jiwa-jiwa yang berdosa ke dalam Neraka namun tidak di tuliskan bahwa merekalah yang menghukum jiwa di Neraka, sebab Alkitab berulang kali menulis bahwa yang menyiksa jiwa-jiwa di Neraka adalah “Nyala Api Kekal”.

Wahyu 20:10
dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang , yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.

Yudas 1:7
Sama seperti sodom dan gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.

Matius 13:49-50
49) demikianlah juga pada akhir zaman: malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,
50) lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Lukas 16:24
Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

Semoga bisa menambah wawasan..
God Bless..

Naskah Laut Mati

Posted: November 27, 2012 in Apologia, Biblika

Naskah Laut Mati (The Dead Sea Scrools) adalah kumpulan naskah-naskah kuno yang di temukan pada tahun 1947 sampai 1956 di gua-gua yang terletak di pesisir Laut Mati.. Naskah kuno ini di temukan pertama kali oleh seorang muslim yg bekerja sebagai gembala kambing dan domba yang bernama Juma pada bulan Januari 1947.. Awalnya Juma tidak mengetahui bahwa tersesatnya ternak peliharaannya di sebuah gua di Wadi, merupakan awal dari penemuan kuno terbesar di abad ini.. Juma yang mencari ternak peliharaaannya dalam gua tersebut menemukan benda-benda kuno seperti pecahan keramik, dan bejana yang berisi gulungan yang di bungkus kain lenan.. Dia memberitahukan penemuannya tersebut kepada saudaranya yg bernama Mohammed Ahmed el-Hamed yang kemudian kembali ke gua tersebut dan membawa pulang benda-benda kuno tersebut. Awalnya mereka menjual gulungan-gulungan kuno tersebut kepada seorang pedagang barang antik di Betlehem yang bernama Ibrahim ‘Ijha. Namun karena mengira barang tersebut di curi dari Sinagoga, Ibrahim pun mengembalikan gulungan-gulungan kuno tersebut. Selanjutnya gulungan-gulungan ini di jual kepada seorang pedagang barang antik yang bernama Kando yang kemudian di beli oleh seorang yang bernama Athanasius Yeshue Samuel. Pada bulan Desember 1947, seorang bernama Sukenik secara kebetulan mendapat berita tentang naskah-naskah kuno tersebut dan ingin membelinya dari Samuel.. Sayangnya mereka berdua tidak mencapai sebuah kesepakatan. Pada tanggal 21 Februari 1948, seorang bernama John C. Trever dari Sekolah Penelitian Oriental Amerika (ASOR) bertemu dengan Samuel dan memotret teks dari naskah-naskah tersebut.. Dari foto-foto tersebutlah Trever meneliti teks-teks kuno tersebut dan menemukan kesamaan teks kuno tersebut dengan teks pada Papirus Nash, yang pada saat itu merupakan manuskrip Alkitab tertua.

Namun pencarian naskah-naskah lainnya baru di lakukan 2 tahun sesudahnya yaitu tahun 1949 oleh para arkeolog.. Penggalian naskah-naskah kuno di sekitar pesisir Laut Mati berlangsung hingga tahun 1956 dalam 11 gua di Qumran dan sekitarnya serta menemukan 972 dokumen tua.. Dari semua dokumen-dokumen kuno yang ditemukan, sebagian besar adalah naskah-naskah kuno Kitab Suci Tanakh Ibrani (kecuali Kitab Ester) dan kitab-kitab literatur keagamaan Israel kuno yang tidak termasuk dalam Tanakh Ibrani (yang biasa di sebut Pseudopigrafa), juga sebagian teks-teks tafsiran Alkitab dan aturan-aturan, dan sebagian kecil potongan-potongan naskah perjanjian baru (potongan Injil Markus 4 fragmen, Kisah Para Rasul, Surat Roma, 1 Timotius, dan Yakobus, masing-masing 1 fragmen), dan sisanya belum teridentifikasi. Semua naskah kuno ini ditemukan dalam 3 tempat berbeda sekitar Laut Mati yaitu di gua-gua Qumran (yang di sebut Naskah Qumran), di gua-gua Muraba’at (yang disebut naskah perang Bar-Kokhba) dan di sebelah utara lembah Kidron (yang disebut naskah Khirbet Mird).

Nah tentang siapa pemilik kitab-kitab kuno ini, ada beberapa pandangan yg bermunculan dari para ahli yaitu kaum Eseni dan kaum Saduki.. Namun dalam penelitian beberapa literatur kuno ini, tampaknya kaum Eseni lebih menunjuk pada pemilik naskah-naskah kuno tersebut. Bukti yang menunjukkan bahwa orang Saduki bukanlah pemilik naskah-naskah tersebut yaitu banyak naskah yang memperlihatkan bukti bahwa para penulis naskah itu percaya bahwa jiwa akan tetap hidup sesudah kematian (termasuk kebangkitan) dan tentunya berlawanan dengan pemahaman kaum Saduki yang berpendapat bahwa kebangkitan, malaikat, ataupun roh itu tidak ada. Sebaliknya kaum Eseni memiliki keyakinan tentang hidup sesudah kematian (termasuk kebangkitan).. Oleh karena itu banyak ahli yang berpendapat bahwa naskah-naskah kuno ini berasal dari kaum Eseni. Menurut perkiraan, dokumen-dokumen ini ditulis dan disembunyikan oleh sebuah komunitas orang Eseni yang hidup di daerah Qumran. Orang-orang Yahudi memberontak melawan orang-orang Romawi pada 66 M. Sebelum mereka dibantai oleh para tentara Romawi, orang-orang Eseni menyembunyikan kitab-kitab suci mereka di gua-gua dan baru ditemukan kembali pada 1947 (Hipotesis Esene).

Nah penemuan naskah kuno ini secara tidak langsung telah membuktikan keotentikan Alkitab. Bagaimana tidak, penemuan naskah-naskah kuno ini adalah merupakan Naskah Alkitab tertua yang pernah ada sampai saat ini yaitu di perkirakan berusia dari tahun 150 SM – 70 M.

Setidaknya penemuan ini telah menjawab beberapa tuduhan tentang keotentikan teks Alkitab yang paling santer dari kalangan muslim, dan juga membantah pemahaman sebagian golongan Kristen yang tidak meyakini teks perjanjian baru Yunani

1. Tuduhan dari Al-Quran bahwa Alkitab telah di robah-robah.

Memang sampai saat sekarang, tuduhan ini tidak asing kita dengar dari rekan-rekan muslim.. Ada beberapa ayat Quran yg di jadikan pegangan mereka untuk menuduh bahwa Alkitab sekarang sudah di robah isinya.. Perlu di ketahui sebelumnya yaitu terjemahan Alkitab Perjanjian Lama yang di jadikan patokan penerjemahannya dalah Naskah Masoret atau Masoretic Teks (MT). Naskah Masoret adalah manuskrip Alkitab Perjanjian Lama Ibrani yg di perkirakan disusun pada abad pertama oleh Rabi Yahudi. Namun naskah Masoret yg kita miliki saat ini adalah naskah yang berasal dari abad ke-9.
Nah, penemuan naskah-naskah Alkitab Tanakh Ibrani di pesisir Laut Mati, telah membuktikan keotentikan naskah-naskah kuno Alkitab Tanakh Ibrani dengan naskah Alkitab Perjanjian Lama yang kita pegang saat ini. Teks-teks Alkitab Perjanjian Lama yang di temukan di pesisir Laut Mati identik dengan teks dalam naskah Masoret yang kita jadikan acuan terjemahan Alkitab saat ini. Jadi tuduhan muslim yang mengatakan bahwa Alkitab sudah di robah-robah isinya, jelas adalah tuduhan yang tidak beralasan.. Terbukti bahwa penemuan naskah kuno Tanakh Ibrani di Qumran menjawab tuduhan tersebut. Dan naskah kuno tersebut isinya sama dengan Alkitab yang kita pegang saat ini.

2. Teori yang mengatakan bahwa Alkitab PB ditulis dengan bahasa Ibrani, bukan Yunani.

Teori ini adalah teori yang berasal dari kelompok-kelompok Kristen yang tidak mengakui keotentikan teks Perjanjian Baru Yunani.. Mereka berpendapat bahwa Alkitab Perjanjian Baru di tulis dalam bahasa Ibrani dan bukan bahasa Yunani.. Walaupun sebenarnya belum ada bukti apa pun tentang penemuan teks PB berbahasa Ibrani, namun kelompok ini percaya bahwa Alkitab PB di tulis dalam bahasa Ibrani. Pandangan mereka ini mengakibatkan mereka tidak mengakui otoritas dari teks PB Yunani, dan menerjemahkan teks Yunani ke dalam bahasa Ibrani yang di sebut Ha Brit Ha Khadasha dan Hebrew New Testament.. Yang perlu di pahami yaitu Ha Brit Ha Khadasha dan Hebrew New Testament bukanlah kitab Perjanjian Baru asli.. Kedua kitab ini di hanyalah karya terjemahan Abad 19 oleh Franz Delitzh dan bukan Kitab Perjanjian Baru yang asli karena sampai hari ini kita tidak memiliki bukti material adanya Kitab Perjanjian Baru berbahasa Ibrani. Penemuan fragmen-fragmen dalam naskah Laut Mati semakin membantah pemahaman kelompok ini. Ada beberapa fragmen Perjanjian Baru dari abad ke-1 di temukan di pesisir Laut Mati ini dan semuanya di tulis dalam teks Yunani.. Fragmen-fragmen yang ditemukan tersebut yaitu 4 Fragmen Injil Markus 6:52–53 yang disebut dokumen 7Q5 dan fragmen Kisah Para Rasul, Surat Roma, 1 Timotius, dan Yakobus, masing-masing 1 fragmen. Jelas penemuan kuno ini menyatakan pada kita bahwa Perjanjian Baru memang di tulis dalam teks Yunani (seperti manuskrip yang ada saat ini) dan bukan dalam teks Ibrani.Jadi penemuan kuno naskah-naskah Laut Mati ini telah berdampak besar dalam kekristenan, terutama dalam hal pembuktian keotentikan Alkitab yang kita pegang saat ini..

Semoga bermanfaat..
Tuhan Yesus Memberkati.

Shalom sobat Kristus

 

Dalam 2 Timotius 3:16, Alkitab menyatakan bahwa segala Firman yang diilhamkan Allah bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan pelanggaran dan kesalahan, untuk memperbaiki sifat dan karakter dan untuk mendidik kita dalam mengenal kebenaran.

Firman Tuhan dalam Alkitab adalah pedoman yang menjadi aturan hidup kita sebagai orang percaya untuk mengenal kebenaran. Dan Yesus-lah jalan kebenaran dan hidup yang  akan menuntun kita untuk sampai kepada Bapa disorga.

 

Dalam memahami Alkitab, tidak jarang juga kita temukan beberapa bagian dalam Alkitab yang sulit untuk kita pahami secara harafiah..Dalam artikel ini kita akan membahas salah satu ucapan Yesus yang cukup sulit dipahami secara literal yaitu dalam Yohanes 7:38.

 

Yohanes 7:38

Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”

 

Bagian yang cukup rumit dari perkataan Yesus ini yaitu, dalam ucapan-Nya tersebut Yesus mengutip bagian dari “Kitab suci”.

Kitab suci yang dimaksud Yesus sudah tentu bukanlah kitab Injil, karena Kitab Injil ditulis jauh setelah Yesus kembali ke sorga, melainkan kitab suci yang di maksud Yesus adalah Tanakh Ibrani (Perjanjian Lama), karena Tanakh merupakan Kitab suci bangsa Israel pada zaman itu hingga saat ini.

Jadi berdasarkan ayat tersebut, Yesus mengutip perkataan tersebut dalam Perjanjian Lama (Tanakh) bahwa semua yang percaya kepada-Nya, dalam hatinya akan mengalir aliran “air hidup”.

 

Yang sering dipermasalahkan pengkritik Alkitab yaitu, dalam Perjanjian Lama tidak ada ayat yang menubuatkan atau menuliskan sama seperti yang Yesus kutip dalam Yohanes 7:38.

Sebelumnya kita harus tahu bahwa perkataan Yesus dalam injil yang mengutip  perjanjian lama bukan sesuatu yang jarang ditemui..

Banyak bagian lain dalam Injil yang menuliskan perkataan Yesus dengan mengutip nubuat perjanjian lama. Bedanya adalah, kutipan Yesus dalam perjanjian lama yang terdapat pada bagian Injil lainnya bisa kita temukan dengan mudah, misalnya beberapa contoh di bawah ini :

 

 

– Dalam Injil Matius

 

Matius 4:4

Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

 

Bandingkan dengan :

 

Ulangan 8:3

Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan.

 

 

– Dalam Injil Lukas

 

Lukas 19:46a

kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa..”

 

Bandingkan dengan :

 

Yesaya 56:7e

sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.

 

 

– Dalam Injil Markus

 

Markus 7:6-7

7:6 Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis:

Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.

 

Bandingkan dengan :

 

Yesaya 29:13

Dan Tuhan telah berfirman: “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan

 

Lalu bagaimana dengan perkataan Yesus dalam Yohanes 7:38..?

 

Apakah Yesus salah kutip..?

 

Tentunya tidak karena iman kita meyakini bahwa Yesus merupakan standar kebenaran iman Kristen..

 

Apakah Yohanes keliru dalam menuliskan perkataan Yesus tersebut..?

 

Secara pribadi saya yakin tidak, karena selain Yohanes adalah salah satu penulis Injil yang bersama-sama dengan Yesus dalam pelayanan-Nya, Yohanes juga disebut sebagai salah satu murid yang paling dikasihi Yesus dan yang paling dekat dengan-Nya.

Belum lagi ketika kita memikirkan tentang “doktrin inspirasi” yaitu bahwa penulis Injil di bimbing oleh Roh Kudus.

Memang kita tidak menganut doktrin inspirasi mutlak, namun jika kita melimpahkan kekeliruan tersebut pada penulis Injil maka keakuratan semua tulisan dalam Injil juga patut dipertanyakan kebenarannya.

Selain itu Alkitab mengajarkan bahwa ketika ada hal yang tidak kita pahami, maka berdoa dan berserulah kepada-Nya.

 

Yeremia 33:3

“Berserulah kepada- Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal- hal yang tidak kau ketahui.”

 

Oleh karena itu mari kita memahaminya bersama.Pertama dan yang terpenting untuk memahami hal yang sulit dalam Alkitab yaitu mari kita lihat dulu konteksnya, karena Yesus berkata seperti itu pastilah didasari suatu situasi..

 

Yohanes 7:38 adalah kesatuan dari ayat sebelum dan sesudahnya yang menuliskan tentang hari terakhir dari suatu perayaan.

 

Yohanes 7:37-39

7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!

7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”

7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

 

 

Perayaan yang dimaksud dalam ayat 37 adalah bagian dari perayaan hari raya pondok daun (lihat ayat 2) yang biasa dirayakan orang Israel pada bulan ke-15. Perayaan ini berlangsung selama 8 hari, di mana hari pertama dah hari terakhir dari perayaan tersebut adalah hari perhentian atau Sabat dan orang Yahudi tidak melakukan suatu pekerjaan apapun (Lihat Imamat 23:35-40).

Dalam perayaan ini ada tradisi dimana para Imam menyiapkan tempat yang terbuat dari emas dan mengisinya dengan air dari aliran siloah yang mengalir dibawah gunung.. Selanjutnya para Imam mengadakan upacara dengan menuangkan air tersebut diatas Mezbah.

 

 

Konteks utama dari narasi dalam Yohanes 7:37-39 yaitu tentang perayaan pondok daun.

Pada hari terakhir perayaan tersebut, Yesus kemudian berdiri dan memproklamirkan diri-Nya dalam konteks Mesias yang dijanjikan yaitu dengann menggambarkan diri-Nya dalam perjanjian lama.Yesus menyatakan bahwa diri-Nya adalah mata air kehidupan dan barangsiapa yang haus baiklah ia meminum air dari-Nya dan barangsiapa percaya kepada-Nya, dalam hatinya akan mengalir air kehidupan yaitu Roh yang akan mereka terima.

 

Nah, dalam konteks ini kita bisa dengan mudah memahami perkataan Yesus tersebut yaitu Yesus menggunakan bahasa kiasan untk menggambarkan diri-Nya dalam perjanjian lama sebagai mata air kehidupan.Dalam perjanjian lama, ada bebrapa ayat yang menggambarkan tentang mata air kehidupan, misalnya ayat-ayat dibawah ini:

 

Zakharia 14:8a

Pada waktu itu akan mengalir air kehidupan dari Yerusalem.

 

Yesaya 12:3

Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air kehidupan.

 

Yehezkiel 47:1

Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan Mezbah.

 

 

Memang tidak sama persis dengan kutipan Yesus tersebut, namun dari konteksnya kita bisa mengerti bahwa Yesus mengutip “secara kias” serta menggabungkan beberapa bagian dalam perjanjian lama untuk menggambarkan diri-Nya sebagai mata air kehidupan yang dijanjikan tersebut.

 

Ternyata tiidak ada yang salah dari dari kutipan Yesus maupun dari penulisan Yohanes setelah kita memahaminya..

Yesus sangat sering menggunakan bahasa kias untuk mengajar dan menggambarkan sesuatu, dan dalam Yohanes 7:38 Yesus menggunakan gaya bahasa tersebut untuk menggambarkan diri-Nya dalam perjanjian lama. Tidak sama persis karena Yesus menggabungkan inti dari ayat-ayat perjanjian lama  tersebut untuk menggambarkan diri-Nya kepada orang-orang Yahudi..

Tuduhan bahwa Yesus salah kutip ayat dalam perjanjian lama tersebut juga dibantah narasi cerita tersebut.Perlu diingat bahwa orang-orang Yahudi dan khususnya para ahli Taurat sangat mengenal Kitab Suci mereka, dan dalam konteks cerita ini tidak ada dari mereka yang mengatakan bahwa Yesus keliru ataupun salah kutip dalam perjanjian lama, artinya yaitu mereka pun bisa menangkap maksud perkataan Yesus tersebut sehingga ada beberapa yang percaya bahwa Ia adalah mesias yang dijanjikan.

 

Semoga bisa menambah wawasan kita semua dalam memahami Alkitab, dan semoga bisa menjadi berkat buat kita semua.

 

Tuhan Yesus Memberkati

Shalom sobat Kristus.

 

Beberapa bagian Alkitab dalam perjanjian baru khususnya yang berisi “kutipan” dari nubuat para nabi terdahulu, menjadi sasaran empuk para kritikus Alkitab dalam mempertanyakan keakuratan berita yang ditulis oleh para penulis Injil.

Salah satu ayat yang dikritik keakuratan berita nubuatannya adalah bagian Alkitab dalam Matius 27:9-10.

 

Matius 27:9-10

27:9 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: “Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel,

27:10 dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk, seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku.”

 

Ayat diatas adalah sebuah kutipan nubuatan yang dituliskan Matius tentang uang darah, yaitu uang dengan jumlah 30 keping perak (upah Yudas untuk menyerahkan Yesus) yang akhirnya dikembalikan Yudas kepada para ahli Taurat. Uang tersebut kemudian digunakan untuk membeli lahan yang kemudian di sebut Tanah Tukang Periuk (lih. ayat 6-7).

 

Permasalahannya adalah, Matius menyebut hal tersebut merupakan penggenapan dari nubuat nabi Yeremia, sedangkan nubuatan yang dianggap paling tepat untuk menggambarkan peristiwa tersebut ada pada kitab Zakharia 11:12-13.

 

Zakharia 11:12-13

11:12 Lalu aku berkata kepada mereka: “Jika itu kamu anggap baik, berikanlah upahku, dan jika tidak, biarkanlah!” Maka mereka membayar upahku dengan menimbang tiga puluh uang perak.

 11:13 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Serahkanlah itu kepada penuang logam!” –nilai tinggi yang ditaksir mereka bagiku. Lalu aku mengambil ketiga puluh uang perak itu dan menyerahkannya kepada penuang logam di rumah TUHAN.

 

 

Apakah Matius keliru dalam mengutip nama nabi yang tepat dalam menggambarkan nubuatan tersebut?

 

Seperti biasanya, artikel ini saya buat dengan tujuan untuk kita sama-sama belajar memahami Alkitab lebih dalam dan sekaligus menjawab berbagai tuduhan dan kritikan yang datang dari para pengkritik Alkitab.

 

Yang pertama yang harus kita pahami dalam gaya penulisan perjanjian baru yaitu ada beberapa nubuatan dari nabi-nabi berbeda dalam perjanjian lama, yang di kutip dengan mewakilkan pada satu nama nabi saja.

Namun dalam kasus seperti ini yang sering ditemukan adalah bahwa para penulis perjanjian baru biasanya menggunakan nama dari nabi-nabi besar yang lebih terkenal untuk mengutip nubuatan tersebut, contohnya bisa kita bandingkan dalam Markus 1:2-3.

 

Markus 1:2-3

1:2 Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;

1:3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”

 

Dalam ayat diatas Markus mengutip dua sumber nubuatan dari nabi yang berbeda, yaitu nubuatan nabi Maleakhi (ayat 2) dan nubuatan nabi Yesaya (ayat 3).

 

Maleakhi 3:1a

Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!

(Bandingkan dengan Markus 1:2)

 

Yesaya 40:3

Ada suara yang berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

(Bandingkan dengan Markus 1:3)

 

Walaupun nubuatan diatas di kutip dari dua sumber nabi yang berbeda, namun bisa kita lihat bahwa penulis Injil Markus hanya mewakilkan satu nama nabi saja yaitu nabi Yesaya.Beberapa hal yang bisa kita pahami dari gaya penulisan ini yaitu bahwa peneulis mngutip dua nubuatan dari nabi terdahulu namunmewakilkan satu nama dari nabi yang lebih terkenal.

 

Perbandingan dalam injil Markus ini bisa kita gunakan untuk memahami gaya penulisan Matius dalam konteks kutipan nubuatan pada Matius 27:9-10.

Disini Matius menggunakan konsep “kutip-ganda” dengan menggabungkan nubuat dari nabi Yeremia dan Zakharia dalam mengutip nubuatan yang tergenapi dalam konteks uang darah tersebut.

Matius mengutip tentang jumlah uang tiga puluh keping perak dalam Zakharia 11:12-13, namun juga menggambarkan lokasi penggenapan nubuatan tersebut dengan ilustrasi dari kisah dalam Yeremia.

 

Dalam kitab Yeremia kita bisa menemukan bagian yang menggambarkan lokasi yang sepadan dengan dalam Matius yaitu Tanah Darah, lahan di Anatot dan Tanah Tukang Periuk.

  • Tanah Darah

Matius 27:8

Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. Lokasi “tanah darah” digambarkan dalam kitab Yeremia yaitu tanah di lembah hinom yang dikutuk Tuhan.

 

Yeremia 19:1-3

19:1 Beginilah pula firman TUHAN kepadaku: “Pergilah membeli buli-buli yang dibuat dari tanah, lalu ajaklah bersama-sama engkau beberapa orang tua-tua bangsa itu dan beberapa orang imam yang tertua,

19:2 kemudian berangkatlah ke Lembah Ben-Hinom yang di depan pintu gerbang Beling! Serukanlah di sana perkataan-perkataan yang akan Kusampaikan kepadamu!

19:3 Katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai raja-raja Yehuda dan penduduk Yerusalem! Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan malapetaka kepada tempat ini, sehingga telinga orang yang mendengarnya, mendenging!

 

Tempat tersebut adalah tempat dimana Yudas mati bunuh diri.

 

Kisah Para Rasul 1:16-19

1:16 “Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.

1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini.”

1:18 — Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.

1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri “Hakal-Dama”, artinya Tanah Darah.

 

Dalam tradisi orang Yahudi lokasi yang kemudian mereka sebut sebagai Hakal-Dama atau Tanah Darah adalah lokasi yang dikutuk Tuhan dalam kitab Yehezkiel, yaitu di lembah Ben-Hinom.

 

  • Lahan di Anatot dan tanah Tukang periuk

Matius 27:7

Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing.

 

Dalam kitab Yeremia ada debuah kisah ketika Yeremia pergi ke rumah Tukang periuk dan juga ada kisah ketika Yeremia membeli sebuah lahan di Ananot.

 

Yeremia 18:2

“Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu.”

 

Yeremia 32:8

Kemudian, sesuai dengan firman TUHAN, datanglah Hanameel, anak pamanku, kepadaku di pelataran penjagaan, dan mengusulkan kepadaku: Belilah ladangku yang di Anatot di daerah Benyamin itu, sebab engkaulah yang mempunyai hak milik dan hak tebus; belilah itu! Maka tahulah aku, bahwa itu adalah firman TUHAN.

 

Ayat diatas bercerita tentang kisah dimana Yeremia pergi kerumah tukang periuk dan saat dia membeli sebuah lahan di Anatot.

Matius mencoba menggambarkan hal tersebut dengan mengaitkannya dengan apa yang dilakukan oleh para Ahli Taurat Terhadap uang darah Yudas tersebut.

 

 

Jadi dalam beberapa perbandingan diatas, jelas kita bisa memahami bahwa Matius mengambil referensi dari dua nubuatan nabi yang berbeda, yaitu nubuatan tetntang lokasi dan pembelian lahan dalam Yeremia dan jumlah 30 keping perak dalam Zakharia. Namun Matius hanya mewakilinya dengan nama nabi Yeremia sebagai nabi yang lebih dikenal, seperti juga yang dilakukan oleh penulis injil Markus.

 

Gaya penulisan seperti ini mungkin sangat langka kita temukan dalam penulisan modern, namun tentunya bukan hal yang lazim dizaman penulisan perjanjian baru..

Contoh lain dalam Markus 1 diatas juga membuktikan bahwa metode penulisan “kutip-ganda” dengan mewakili suatu nama yang lebih terkenal juga di gunakan para penulis lainnya dalam perjanjian baru.

 

Jadi tidak ada kekeliruan dari Matius mengenai hal ini. Kkeliruan para pengkritik Alkitab yaitu mereka gagal dalam memahami gaya penulisan Matius dan hubungannya dengan Yeremia..

Semoga menambah bisa wawasan kita dalam memahami Alkitab dan menjadi berkat buat kita semua.

 

Tuhan Yesus memberkati

Shalom sobat Kristus

 

Artikel ini adalah bagian dari tulisan saya yang berisi tanggapan saya terhadap pandangan-pandangan M. Yahya Wahloni.

Menurut beberapa sumber, pak Wahloni adalah seorang (yang mengaku?) mantan pendeta Kristen, dosen sebuah universitas kristen, dan sarjana Alkitab, yang kemudian memeluk agama islam dan menjudge doktrin-doktrin Alkitab dan iman Kristen salah, seperti yang tertuang pada salah satu buku karangannya yang berjudul “”Kebenaran Islam Menurut Mantan Pendeta”.

<photo id=”1″ />

 

Saya akan mengutip salah satu intisari dari buku tersebut dibawah ini dan dilanjutkan dengan tanggapan saya menurut sumber dibawah ini :

 

 

http://www.mail-archive.com/gorontalomaju2020@yahoogroups.com/msg05837.html

 

http://elbowisblack.wordpress.com/2011/02/09/buku-kebenaran-islam-menurut-mantan-pendeta-dr-muhammad-yahya-waloni/

  • KUTIP

 

Yahya Wahloni :Jika memang benar kata Alkitab, bahwa dunia dan seisinya diciptakan oleh Tuhan hanya dengar firman-Nya, apakah kemudian Tuhan kehilangan kekuatannya sehingga untuk menyelamatkan manusia saja Dia harus turun ke bumi, disalib, dan mati terlebih dahulu untuk menyelamatkan manusia..?

 

  • TANGGAPAN

 

Kutipan diatas adalah bagian dari intisari buku karangan pak Wahloni tersebut yang bersifat mempertanyakan (menguji?) tema “rencana keselamatan Allah” dalam iman Kristen (dari seorang sarjana Alkitab?).

 

Ingat, yang bertanya ini seorang sarjana Alkitab lo, jangan sampai salah.. 🙂

 

Dan supaya tidak salah merespon, pertama-tama saya harus cari tau dulu alasan pertanyaan pak mantan pendeta ini, bertanya hal tersebut. Biasanya orang bertanya karena beberapa :

 

a. Tidak tau.

 

b. Sudah tau tapi iseng bertanya alias menguji.

 

 

Sebagai seorang rensponsive yang baik maka saya akan coba jawab dan jelaskan pertanyaan pak mantan pendeta diatas berdasarkan alasan umumnya yaitu memang tidak tau sama sekali atau sudah tau tapi iseng bertanya alias menguji saja.

 

* Karene pak Wahloni tidak tau jawabannya

 

Nah biasanya dalam menjawab pertanyaan dari seseorang yang tidak tau, maka sudah tentu jawaban atau penjelasannya akan panjang.

Anggaplah pak mantan pendeta ini mampir kesebuah SPBU untuk mengisi bensin. Saya adalah seorang petugas SPBU disitu, dan tentunya seorang petugas SPBU yang baik, saya akan berkata : “di mulai dari angka nol ya pak” ^_^

 

Dibawah ini, saya akan coba paparkan runutan kisah menurut Alkitab dalam urutanya sebagai berikut :- Mulai dari nol- Penciptaan manusia pertama- Dosa awal/dosa waris – Inkarnasi dan penebusan.

Runutan kisah adalah dasar yang sangat penting untuk menjawab pertanyaan pak mantan pendeta diatas.

 

  •  MULAI DARI NOL

 

Mungkin ada yang bertanya, kenapa mulai dari nol?

Apa maksud saya dengan nol tersebut?

 

Jika sempat terlintas pertanyaan diatas, maka maksud saya adalah seperti ini.

Nol berbicara tentang ciptaan dan artinya saat itu belum ada yang diciptakan. Yang ada hanya Allah saja dengan pribadi-Nya yang jamak yaitu Allah, Firman, dan Roh Kudus (Roh Allah yang Kudus)

 

Yohanes 1:1

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama- sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

 

Kejadian 1:2

Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

 

Dalam kedua ayat diatas cukup jelas menyatakan keberadaan ketiga pribadi Allah yang sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Ini sangat penting terutama untuk menyatakan keberadaan pribadi Allah yaitu “sang Firman Kristus Yesus yang sudah ada pada mulanya.

Karena ini adalah runutan kisah, maka saya tempatkan hal ini pada awalnya karena ini adalah dasar untuk kita mengerti soal “inkarnasi” nanti. (salah satu poin yang akan kita bahas sebentar).

 

  •  PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA

 

Ini adalah bagian dalam Alkitab yang memuat proses penciptaan manusia pertama.

 

Kejadian 1:27-28

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka

1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

 

 

Dengan jelas Alkitab menulis bahwa manusia pertama diciptakan Allah dengan sangat mulianya sampai-sampai disebut “segambar dengan Allah”. Dalam artikel sebelumnya kita telah membahas tentang makna “segambar dengan Allah” yaitu bahwa manusia diberikan kuasa atas segala ciptaan Allah.

Diantara ciptaan lainnya, manusia adalah makhluk yang diberkati dan diberi mandat oleh Allah untuk :

 

– Beranakcucu dan menaklukkan bumi

 

“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukanlah itu”

 

– Berkuasa atas segala binatang

 

“Berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”

 

(Nb : tentang konteks manusia sebagai penakluk bumi dan penguasa atas semua hewan tidak diartikan semena-mena.)

 

Perlu diperhatikan bahwa Allah menganugerahkan kemuliaan yang besar kepada manusia di antara ciptaan Allah lainnya atau dengan kata lain, manusia adalah makhluk ciptaan yang paling special dimata Allah.

 

  •  DOSA AWAL/DOSA WARIS

 

Manusia yang adalah makhluk yang paling special di hadapan Allah akhirnya terjerat oleh tipu daya Iblis dan mengalami kejatuhan dalam dosa.

Dosa adalah kejahatan dalam segala bentuk-bentuknya yang diakibatkan karena pelanggaran, tidak mentaati hukum, kejahatan, kesalahan , kelaliman, dsb.Mari kita lihat asal mula dosa manusia seperti yang tertulis dalam Alkitab.

 

Kejadian 3:1-13

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon- pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?”

3:10 Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”

3:11 Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”

3:12 Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”

3:13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”

 

Yang perlu di perhatikan disini yaitu bahwa kejatuhan manusia pertama dalam dosa di luar rencana Allah..

Manusia pertama jatuh kedalam dosa akibat kegagalan dalam mematuhi perintah Allah.. Manusia pertama diperdaya oleh tipu muslihat Iblis untuk mencuri kemuliaan Allah dengan iming-iming kekuasaan dengan kata lain bahwa manusia yang diciptakan Allah paling mulia ini telah durhaka terhadap Allah..

 

Di sini bisa kita bisa melihat bahwa dosa awal itu muncul akibat hawa nafsu dan keinginan untuk memperoleh hak-hak Allah alias mencuri kemuliaannya Allah.

Benar kata Yesus bahwa dosa tidak bermula dari suatu tindakan yang nyata melainkan keinginan yang timbul dari dalam hati.

 

Markus 7:21-23

7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

 

Manusia yang sangat mulia di mata Allah akhirnya kehilangan anugerah kemulian yang diberi Allah sebab manusia tidak mematuhi perintah Allah alias durhaka terhadap Allah.

 

Allah sangat marah terhadap perbuatan dosa itu karena dengan melakukan dosa artinya bahwa manusia telah memperkosa kedaulatan Allah dan perintah-Nya dalam hal kekuasaan, kebaikan, hikmat, keadilan, kesetiaan dan kasih karuniaNya.

Akibat ketidaktaatannya, berarti manusia telah membuang kekuasaan Allah, meragukan kebaikan hati-Nya, mengingkari hikmah-Nya, menolak keadilan-Nya, memutar balikkan kebenaran-Nya, dan menghinakan kasih karunia-Nya.

 

Pelanggaran manusia ini sungguh telah menyakitkan hati Tuhan dan membangkitkan murka-Nya sehingga manusia kehilangan kemuliaan di hadapan Tuhan dan kemudian diusir dari taman Eden dan dibuang kedunia yang fana bersama dengan kutukan yang diterimanya sebagai hukuman atas perbuatannya..

 

Kejadian 3:23

Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.

 

Antara Allah dan manusia kini terdapat tembok pemisah yaitu dosa. Akibat dari dosa, manusia yang telah kehilangan kemuliaan di hadapan Allah alias mengalami “kematian rohani”, terjebak dalam maut yaitu kebinasaan.

 

Manusia yang adalah keturunan Adam dan Hawa, otomatis ikut menanggung kutuk akibat dosa tersebut yaitu “kematian rohani” yang menuju pada kebinasaan..

Inilah dosa awal manusia pertama yang yang kemudian menjalar pada keturunannya yang dalam bahasa teologisnya disebut sebagai “dosa waris”.

 

Dosa waris tidak diciptakan Allah seperti pemahaman kebanyakan orang diluar Kristen.

 

Kebetulan semalam saya sempat diskusi dengan seorang admin salah satu grup diskusi lintas iman yang membuat premis seolah-olah merujuk pada kesimpulan tersebut.

 

Admin tersebut membuat status seperti ini: “Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan dengan dosa waris”.

 

Nah contoh diatas diakibatkan karena admin tersebut salah pengertian dengan apa yang disebut dengan dosa waris.Saya kemudian memberikan tanggapan terhadap status admin tersebut dan langsung mengkliam bahwa pemahaman tersebut SALAH besar.Admin kemudian menanggapi klaim saya dengan membuat pertanyaan ujian untuk mengecoh saya. Pertanyaannya seperti ini :

 

“Jekzen, Jika anda mengatakan pemahaman saya salah, maka coba anda tunjukkan dalam Alkitab satu saja manusia yang diciptakan tidak dengan dosa waris.?”

 

Saya merespon pertanyaan tersebut dengan menjawab seperti ini :

 

“Pak admin,, Anda hanya meminta satu saja? Saya berikan bonus satu jawaban lagi untuk pertanyaan anda yaitu Adam dan Hawa.”

 

Admin tersebut kemudian mengakui hal tersebut..

 

Dari contoh diskusi diatas, sangat jelas membantah kesalah pahaman kebanyakan orang tentang dosa waris..Dosa waris tidak di ciptakan Allah bersama-sama manusia.. Alkitab menulis bahwa Adam dan Hawa diciptakan dengan tidak memiliki dosa. Mereka jatuh kedalam dosa akibat hawa nafsu mereka sendiri yang tergoda oleh tipu muslihat Iblis..

 

Jadi, dosa waris tidak diciptakan untuk ditanggungkan kepada manusia melainkan suatu hukuman akibat pelanggaran yang dibuat manusia pertama.Manusia adalah keturunan Adam dan Hawa dan pastinya tidak luput dari dosa dan pelangaran terhadap Allah, karena itu semua manusia telah kehilangan kemuliaan dihadapan Allah..

 

Roma 3:23

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

 

Mudah-mudahan saja pak Wahloni yang katanya mantan pendeta tidak ikut-ikutan salah paham dalam mengartikan istilah dosa waris seperti yang juga telah disalah artikan oleh seorang yang mengaku mantan pendeta lainnya yaitu pak Insan Mokoginta. (^.^)

 

  •  INKARNASI DAN PENEBUSAN

 

Sekarang kita bahas tentang inkarnasi dan penebusan..Inkarnasi adalah bahasa populer dikalangan sarjana Alkitab dalam menggambarkan proses penjelmaan pribadi Allah yaitu “Sang Firman” menjadi manusia yaitu Yesus Kristus.

 

Jika benar pak Wahloni seorang sarjana Alkitab, maka pastinya beliau tau benar apa itu Inkarnasi.

 

Dasar Alkitabiah yang paling jelas untuk peristiwa Inkarnasi ini ada dalam Injil Yohanes.

 

Yohanes 1:14

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

 

Dalam Inkarnasinya ini, Yesus datang dengan berbagai misi ilahi yang salah satunya adalah penebusan atas dosa manusia.

Dasar Alkitabiahnya ditulis dengan sangat jelas dalam Injil Markus.

 

Markus 10:45

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.

 

Mengapa dosa harus ditebus?Dosa adalah sebuah hutang dan Yesus datang untuk menebus semua hutang dosa manusia tersebut..

 

Dalam leksiologi Yunani, hutang dan dosa adalah sesuatu yang sangat berkaitan. Ayat berikut ini adalah salah satu contohnya .

 

Matius 6:12

LAI : dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

 

Greek : και αφες ημιν τα οφειληματα ημων ως και ημεις αφιεμεν τοις οφειλεταις ημωνTrans : kai aphes hêmin ta opheilêmata hêmôn hôs kai hêmeis aphiemen tois opheiletais hêmôn

 

Frasa kata opheilêmata dalam ayat diatas yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai “akan kesalahan atau akan dosa”, berasal dari kata Yunani opheilo yang arti harafiahnya adalah hutang..

 

Hutang dosa yang ditebus oleh Yesus meliputi semua dosa manusia baik itu dosa perbuatan maupun dosa warisan/kematian rohani yang sudah kita bahas diatas..

 

Nah, dalam peristiwa Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, Allah telah membuat suatu nubuatan bahwa keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular/iblis tersebut.

 

Kejadian 3:15

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.

 

Jadi tentang karya penebusan Yesus atas dosa-dosa manusia, sudah di nubuatkan Allah semenjak manusia jatuh kedalam dosa.. Dosa adalah senjata iblis, dan Yesus datang untuk meremukkan dosa tersebut dengan menjadi korban penebusan dosa.. Kematian Yesus dikayu salib di gambarkan dengan “meremukkan tumit”.

Mengenai korban penebusan, dalam perjanjian lama khususnya kitab Imamat, menuliskan tentang penebusan dengan darah dan nyawa. Darah korban penebusan adalah lambang pendamaian.

 

Imamat 17:11

Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.

 

Dalam perjanjian baru, darah Yesus yang tertumpah dikayu salib adalah darah korban penebusan dosa untuk selamanya.

 

Ibrani 9:13-14

9:13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,

9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri – Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan – perbuatan yang sia – sia , supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup

 

 

Yohanes 1:29

Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

 

Kembali ke pertanyaan pak Wahloni diatas yaitu “Apakah Tuhan kehilangan kekuatannya sehingga untuk menyelamatkan manusia saja Dia harus turun ke bumi, disalib, dan mati terlebih dahulu untuk menyelamatkan manusia”?

 

Dalam runutan diatas sebenarnya sudah tergambar dengan jelas jawaban untuk pertanyaan dari pak Yahya Wahloni, namun ada sebuah jawaban yang sangat singkat dalam Alkitab yang sangat menjawab pertanyaan tersebut yaitu :

 

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Kehidupan kekal adalah kebalikan dari kebinasaan kekal.. Akibat Adam dan Hawa, hubungan antara Allah dan manusia terhalang dengan tembok yang namanya dosa. Dosa telah membawa manusia kedalam kebinasaan dan karena kasih-NYa terhadap manusia maka Allah menganugerahkan Yesus Kristus sebagai jaminan keselamatan untuk kehidupan kekal yaitu dengan jalan percaya bahwa Dialah sang Juruselamat yang hidup..

Saya heran, ternyata seorang Yahya Wahloni yang mengaku mantan pendeta dan seorang sarjana Alkitab rupanya tidak pernah membaca Yohanes 3:16 sehingga bertanya, mengapa Allah harus datang menyelamatkan manusia, disalib dan mati.

Apakah pak mantan pendeta juga tidak pernah membaca dalam Kitab Mazmur bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri?

Mazmur 49:8-9

49:8 Tidak seorang pun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya,

49:9 karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya.

Dan apakah pak mantan pendeta tidak pernah membaca bahwa hanya Allah saja yang dapat menyelamatkan manusia ?

Yesaya 43:11

Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.

Jadi dalam Alkitab alasan tersebut sudah sangat jelas seterang matahari, yaitu karena manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri karena hanya Allah saja sang Juruselamat, dan karena kasih-Nya kepada manusia maka Allah menganugerahkan keselamatan lewat Yesus Kristus yang datang kedunia, menghancurkan tembok pemisah antara Allah dan manusia yaitu dosa, dengan menjadi korban penebusan darah Anak domba Allah dikayu salib supaya saya, pak Wahloni, dan semua manusia memperoleh keselamatan itu.

Dan saya pikir jawaban dan penjelasan saya kepada pak Wahloni sudah sangat jelas seterang matahari.

Apakah pak Wahloni memang tidak tau sama sekali atau sudah tau tapi iseng bertanya untuk menguji Alkitab?

Jika pak Wahloni hanya ingin menguji kekristenan (mungkin hanya sekedar mencari simpati dari mayoritas, biar terkenal?), maka yang harus pak Yahya Wahloni ketahui yaitu bahwa Alkitab dan doktrin kekristenan sudah teruji selama ribuan tahun dan tetap berdiri kokoh dalam menghadapi berbagai ujian tersebut.

Itu saja.. ^__^

Tuhan Yesus memberkati.

Salam sejahtera sobat Kristus..


Atas permintaan seorang rekan non-kristen yang bertanya kepada saya tentang perbedaan penulisan riwayat raja Yoyakhin yang ditulis dalam Alkitab 2 Tawarikh 36:9 dan 2 Raja-Raja 24:8 ,, maka saya menuliskan catatan ini..

 

Ada apa sebenarnya dengan riwayat raja Yoyakhin dalam 2 Tawarikh 36:9 dan 2 Raja-Raja 24:8..??

 

Berikut saya kutipkan Ke-2 ayat tersebut.

 

2 Tawarikh 36:9

LAI : Yoyakhin berumur delapan delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan.

 

2 Raja-Raja 24:8

LAI : Yoyakhin berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta binti Elnatan, dari Yerusalem.

 

Pada Alkitab terjemahan Indonesia,, terdapat perbedaan penulisan lamanya waktu pemerintahan raja Yoyakhin..

Berdasarkan ayat diatas, penulis kitab 2 Tawarikh menulis Yoyakhin memerintah sebagai raja di Yerusalem selama 3 bulan 10 hari dan penulis kitab Raja-Raja menulis Yoyakhin memerintah selama 3 bulan..

 

Adanya perbedaan penulisan waktu pemerintahan raja Yoyakhin dari kedua ayat tersebut dapat dengan mudah kita pahami yaitu bahwa kedua kitab ini ditulis oleh orang yang berbeda dan dengan gaya penulisan yang berbeda pula..

 

Penulis kitab 2 Raja-Raja membulatkan lamanya waktu pemerintahan raja Yoyakhin dengan menuliskan waktu pemerintahannya 3 bulan saja sedangkan penulis kitab 2 Tawarikh menuliskan lamanya waktu pemerintahan raja Yoyakhin dengan lebih rinci lagi yaitu 3 bulan 10 hari..

 

Pembulatan waktu seperti ini sudah seringkali kita temui bahkan dalam kesehari-harian kita..

Misalnya ketika kita menanyakan jam kepada teman kita, ada yang menjawabnya pukul 3 tapi biasanya ada juga yang menjawab dengan lebih rinci yaitu pukul 3 lewat 7 menit..
Teman yg pertama menjawabnya dengan simple (membulatkannya) sedangkan teman yang kedua berusaha menjawabnya dengan lebih rinci..

Seperti itulah yang terjadi dengan ke-2 ayat diatas, yaitu perbedaan karakter penulisan antara penulis kitab 2 Raja-Raja dan penulis kitab 2 Tawarikh dalam hal lamanya waktu pemerintahan raja Yoyakhin.

 

 

Namun masih ada satu masalah lagi yaitu jika membandingkan Alkitab terjemahan dari 2 Tawarikh 36:9.. Kejanggalannya yaitu Alkitab terjemahan Indonesia (LAI) berbeda dengan Alkitab terjemahan Inggris (KJV)..

 

Terjemahan LAI-TB :

2 Tawarikh 36:9
Yoyakhin berumur delapan belas (18) tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan sepuluh hari lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.

 


Terjemahan KJV :

2 chronicles 36:9
Jehoiachin was eight (8) years old when he began to reign, and he reigned three months and ten days in Jerusalem: and he did that which was evil in the sight of the LORD.

 

 

Alkitab terjemahan Indonesia (LAI-TB) menulis usia Yoyakhin saat menjadi raja adalah 18 tahun sedangkan Alkitab terjemahan Inggris (KJV) menuliskan 8 tahun.. Ada perbedaan dari terjemahan Alkitab mengenai usia raja Yoyakhin dalam 2 Tawarikh 36:9..
Namun perlu diketahui juga bahwa Alkitab terjemahan didasari pada naskah salinan kuno Alkitab..

 

Sekarang mari kita lihat naskah salinan Hebrew dari teks Masoret.

 

36:9 ב םימיה ירבד

ןיִכָיוֹהְי םיִנָׁש הֶנוֹמְׁש־ןֶּב םיִׁשָדֳח הָׁשֹלְׁשּו וֹכְלָמְּב םִָלָׁשּוריִּב ְךַלָמ םיִמָי תֶרֶׂשֲעַו ׃הָוהְי יֵניֵעְּב עַרָה ׂשַעַּיַו


ben- šə·mō·w·neh šā·nîm yə·hō·w·yā·ḵîn bə·mā·lə·ḵōw, ū·šə·lō·šāh ḥo·ḏā·šîm wa·‘ă·śe·reṯ yā·mîm, mā·laḵ bî·rū·šā·lim; way·ya·‘aś hā·ra‘ bə·‘ê·nê Yehōvàh (Adonay)

 

Bahasa Ibrani dari kata “šə·mō·w·neh šā·nîm” artinya 8 tahun..

Jadi menurut naskah salinan Hebrew (teks masoret) 2 Tawarikh 36:9, menulis usia raja Yoyakhin saat menjadi raja adalah 8 tahun..

Berdasarkan hal tersebut banyak pengkritik-pengkritik Alkitab di Indonesia yang menuduh bahwa LAI telah melakukan penipuan secara sengaja terhadap terjemahan 2 Tawarikh 36:9, dengan menuliskan usia Yoyakhin saat menjadi raja adalah 18 tahun dan dengan tujuan agar supaya tidak bertentangan dengan 2 Raja-Raja 24:8..

 

Benarkah LAI secara sengaja melakukan penipuan terjemahan dalam 2 Tawarikh 36:9..??


Mari kita lihat 2 Tawarikh 36:9 dari naskah salinan kuno lainnya yang bahkan lebih tua dari naskah masoretik yaitu Septuaginta LXX..

 

υιος οκτωκαιδεκα ετων ιεχονιας εν τω βασιλευειν αυτον και τριμηνον και δεκα ημερας εβασιλευσεν εν ιερουσαλημ και εποιησεν το πονηρον ενωπιον κυριου

 

huios oktôkadeika etôn iekhias en basileuein auton kai trimènon kai deka hêmeras ebasileuseb en ierousalém kai enoiêsen to ponèron enôpion kuriou

 

 

Bahasa Yunani dari kata “oktôkadeika etôn” artinya 18 tahun.

 

Salinan naskah kuno lainnya yaitu Septuaginta LXX menuliskan usia raja Yoyakhin saat menjadi raja adalah 18 tahun..

Dengan demikian, tuduhan bahwa LAI secara sengaja melakukan penipuan terjemahan adalah tuduhan yang keliru..

Dalam hal ini KJV menerjemahkan 2 Tawarikh 36:9 berdasarkan pada naskah masoret sedangkan LAI menerjemahkan dari Septuaginta LXX..

 

Naskah salinan kuno Hebrew (teks Masoret) berbeda dengan naskah salinan kuno Greek (Septuaginta LXX) dalam hal 2 Tawarikh 36:9..


Karena naskah asli Alkitab sudah tidak ada lagi, mungkin penerjemah Septuaginta rupanya menganggap naskah salinan dari Hebrew keliru soal usia raja Yoyakhin saat menjadi raja sehingga menuliskan usianya 18 tahun (oktôkadeika etôn) dan berpatokan pada 2 Raja-Raja 24:8.

 

Namun sebenarnya jika kita memahaminya, salinan naskah masoret pun tidak keliru dalam penulisannya..

Hal seperti ini sangat lazim kita temui dalam gaya penulisan Alkitab, contohnya perihal raja Daud dan juga raja Omri (Lihat catatan saya sebelumnya mengenai raja Omri)..

 

Raja Daud sudah diurapi menjadi raja oleh Samuel (Lihat 1 Samuel 16:1-13) walaupun saat itu Saul masih menjabat sebagai raja.. Jadinya pada saat itu terdapat 2 raja yaitu Saul dan Daud..

Ketika Saul mati Daud diurapi lagi menjadi raja tunggal di Yehuda (Lihat 2 Samuel 2:1-7).. Dan akhirnya Daud menjadi raja atas seluruh Israel di Hebron (Lihat 2 Samuel 5:1-4)..

Alkitab menulis bahwa Daud menjadi raja dalam 3 waktu berbeda dan pada usia yang berbeda juga..

Begitu pun halnya dengan Omri yang menjadi raja pada 2 waktu yang berbeda yaitu pada saat Zimri masih menjadi raja (pada tahun ke-27 zaman raja Asa) dan menjadi raja tunggal saat Tibni bin Gat mati (pada tahun ke-31 zaman raja Asa)..

 

 

Hal yang sama pun terdapat juga dalam penulisan usia raja Yoyakhin pada saat menjadi raja.. Penulis kitab 2 Raja-Raja menulis usia raja Yoyakhin saat menjadi raja adalah 18 tahun sedangkan penulis kitab 2 Tawarikh menuliskan usia Yoyakhin saat itu adalah 8 tahun (Naskah Masoret)..

Hal ini bisa dengan mudah kita pahami jika memperhatikan konteks dari ayat diatas..


Pertama, mari lihat 2 Raja-Raja 24.. Penulis kitab 2 Raja-Raja menuliskan bahwa Yoyakhin menjadi raja pada usia 18 tahun sesudah kematian ayahnya yaitu raja Yoyakim..

 

2 Raja-Raja 24:6

Kemudian Yoyakim mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya (meninggal), maka Yoyakhin, anaknya, menjadi raja menggantikan dia..

 

Sedangkan penulis kitab 2 Tawarikh menulis dalam konteks berbeda.. Konteks dalam 2 Tawarikh 36:5-8 menuliskan tentang raja Yoyakim yang ditawan oleh raja Nebukadnezar dalam pembuangan di Babel dan menuliskan bahwa Yoyakhin anaknya menggantikan dia pada usia 8 tahun..

 

Seperti juga contoh masa pemerintahan raja Daud dan raja Omri diatas begitu pun juga dengan raja Yoyakhin yaitu 2 penulis Alkitab menuliskan masa pemerintahannya pada waktu yang berbeda..

 

Penulis kitab 2 Raja-Raja menuliskan bahwa Yoyakhin menjadi raja tunggal pada usia 18 tahun setelah ayahnya raja Yoyakim meninggal.. Sedangkan penulis kitab 2 Tawarikh menuliskan bahwa ketika raja Yoyakim, ayahnya, ditawan oleh raja Nebukadnezar pada pembuangan Babel, maka Yoyakhim otomatis dinobatkan menjadi raja pada usia 8 tahun..

 

Kesimpulannya sangat sederhana sekali yaitu Yoyakhin dinobatkan menjadi raja pada usia 8 tahun ketika ayahnya raja Yoyakim, ditawan oleh raja Nebukadnezar pada pembuangan Babel, dan ia menjadi raja tunggal 10 tahun kemudian setelah ayahnya meninggal..

^__^

 

 

Semoga bisa menambah wawasan dan menjadi berkat untuk kita semua..

 


Tuhan Yesus memberkati.

Salam sejahtera sobat Kristus..

Seorang rekan non-kristen mempertanyakan tentang keakuratan Alkitab dalam menghitung tahun pemerintahan raja Omri dalam 1 Raja-Raja 16..

Apa yang salah dari penghitungan tahun pemerintahan raja Omri dalam ayat tersebut?
Berikut saya kutipkan ayatnya.

  • 1 Raja-Raja 16:23
  • Dalam tahun ketiga puluh satu  zaman Asa, raja Yehuda, Omri menjadi raja atas Israel dan ia memerintah dua belas  tahun lamanya. Di Tirza ia memerintah enam tahun lamanya.

  • 1 Raja-Raja 16:28-29
  • Kemudian Omri mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di Samaria. Maka Ahab, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

  • 1 Raja-Raja 16:29
  • Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan  zaman Asa, raja Yehuda”

Berdasarkan ayat diatas, dituliskan bahwa Omri menjadi raja atas Israel pada tahun ke-31 zaman Asa menjadi raja Yehuda dan meninggal pada tahun ke-38, dan kemudian di gantikan oleh Ahab, anaknya..
Kejanggalan disini yaitu dalam 1 Raja-Raja 16:23 menuliskan Omri memerintah sebagai raja selama 12 tahun..
Jika ia menjadi raja pada tahun ke-31 zaman Asa menjadi raja Yehuda dan memerintah selama 12 tahun, maka seharusnya ia belum meninggal pada tahun ke-39.

Apakah Alkitab keliru?

Kita bisa dengan mudah memahami hal tersebut dengan melihat latar belakang historisnya.

Sebelum Omri menjadi raja atas Israel, pemerintahan sebelumnya di pegang oleh Zimri.. Zimri menjadi raja atas Israel di Tirza, karena ia membunuh raja Ela yang adalah raja Israel sebelumnya..

  • 1 Raja-Raja 16:10
  • datanglah Zimri, lalu membunuh dia (raja Ela) dalam tahun kedua puluh tujuh zaman Asa, raja Yehuda, dan ia menjadi raja menggantikan dia.


Saat Zimri menjadi raja atas Israel pada tahun ke-27 zaman raja Asa, masa pemerintahannya sebagai raja atas Israel tergolong singkat, karena ia hanya memerintah selama 7 hari atau seminggu dan kemudian di gantikan Omri.

  • 1 Raja-Raja 16:15-16
  • 16:15 Dalam tahun kedua puluh tujuh zaman Asa, raja Yehuda, Zimri menjadi raja. Ia memerintah tujuh hari lamanya di Tirza, sedang rakyat berkemah mengepung Gibeton yang termasuk wilayah orang Filistin.
  • 16:16 Setelah rakyat yang berkemah itu mendengar orang mengatakan: “Zimri telah mengadakan persepakatan, dan ia pun telah membunuh raja, Maka pada hari itu juga, di tempat perkemahan, seluruh Israel menobatkan Omri, panglima tentara menjadi raja atas Israel.

Jadi jika kita melihat latar belakang historisnya, ternyata Omri sudah di nobatkan sebagai raja oleh rakyat Israel pada tahun ke-27 zaman Asa raja Yehuda, untuk menggantikan Zimri yang diketahui rakyat Israel telah membunuh raja Ela..

Dengan demikian masa pemerintahan Omri sebagai raja atas Israel berlangsung sejak tahun ke-27 sampai tahun ke-38 zaman Asa menjadi raja atas Yehuda..
Konvesional dalam kitab Raja-Raja adalah menghitung tahun awal sebagai bagian dari masa pemerintahan..
Contohnya bisa kita lihat dalam penghitungan tahun pemerintahan raja Nadab dalam 1 Raja-Raja 15:25-28.

  • 1 Raja-Raja 15:25-28
  • 15:25 Nadab, anak Yerobeam, menjadi raja atas Israel dalam tahun kedua zaman Asa, raja Yehuda. Ia memerintah atas Israel dua tahun lamanya.
  • 15:26 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, serta hidup menurut tingkah laku ayahnya dan menurut dosa ayahnya, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.
  • 15:27 Dan Baesa bin Ahia, dari kaum Isakhar, mengadakan persepakatan melawan dia. Baesa menewaskan dia di Gibeton yang termasuk wilayah orang Filistin, sedang Nadab dan seluruh Israel mengepung Gibeton itu.
  • 15:28 Baesa membunuh dia dalam tahun ketiga zaman Asa, raja Yehuda, dan menjadi raja menggantikan dia.

Perhatikan penghitungan tahun pemerintahan raja Nadab pada ayat di atas.
Nadab menjadi raja pada tahun ke-2 dan meninggal pada tahun ke-3 zaman Asa raja Yehuda, namun masa pemerintahannya di hitung 2 tahun lamanya..

Jadi menurut penghitungan penulis kitab Raja-Raja, masa pemerintahan raja Omri adalah :
27,28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38 = 12 tahun.

Namun masa pemerintahan Omri sebagai raja tidak berjalan mulus..
Pada saat ia memerintah sebagai raja, terjadi pemberontakan oleh sebagian rakyat Israel yang menginginkan Tibni bin Gat menjadi raja.. Dengan demikian kerjaan Israel terbagi atas 2 pemerintahan yaitu raja Omri dan raja Tibni.
Namun rakyat yang berpihak kepadanya lebih kuat sehingga pemberontakan bisa ditumpas dan Tibni akhirnya mati sehingga Omri kembali menjadi raja tunggal atas Israel..

1 Raja-Raja 16:21-22
16:21 Pada waktu itu bangsa Israel terbagi dua. Sebagian dari bangsa itu mengikuti Tibni bin Ginat, dan bermaksud mengangkat dia menjadi raja, dan sebagian lagi mengikuti Omri.
16:22 Tetapi rakyat yang mengikuti Omri lebih kuat dari pada rakyat yang mengikuti Tibni bin Ginat. Sesudah Tibni mati, maka Omri menjadi raja.

Jadi sebenarnya ada 2 tahap pemerintahan Omri sebagai raja atas Israel yang dituliskan dalam kitab 1 Raja-Raja 16, yaitu ia menjadi raja atas Israel menggantikan Zimri pada tahun ke-27 (1 Raja-Raja 16:16), dan kemudian menjadi raja tunggal pada tahun ke-31 setelah menggulingkan pemerintahan raja Tibni yang memberontak (1 Raja-Raja 16:21-22).

Tidak ada kesalahan dalam penghitungan pemerintahan raja Omri dalam kitab 1 Raja-Raja.
Kesimpulannya sangat sederhana yaitu raja Omri di nobatkan menjadi raja pada tahun ke-27 dan kemudian menjadi raja tunggal tahun ke-31 zaman Asa menjadi raja atas Yehuda. Dan ia memerintah selama 12 tahun sejak tahun ke-27 sampai tahun ke-38 zaman Asa menjadi raja atas Yehuda..

Semoga bisa menambah wawasan kita semua untuk memahami riwayat historis dalam Alkitab.

Tuhan Yesus memberkati

Salam sejahtera dalam kasih Tuhan Yesus Kristus..

Artikel ini saya buat dengan tujuan untuk dijadikan sarana dalam memahami Firman Tuhan dalam 1 Raja-Raja 7:23, sekaligus untuk menjawab tuduhan miring tentang kesalahan penghitungan keliling lingkaran dalam Alkitab..

1 Raja-Raja 7:23
Kemudian dibuatnyalah “laut” tuangan yang sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya.

Ayat diatas adalah bagian Alkitab yang menuliskan ukuran dari laut tuangan yang dibuat oleh Raja Salomo.
Laut tuangan adalah sebuah bejana besar yang terbuat dari tembaga dan berisikan air pembasuhan guna keperluan ibadat.

1 Raja-Raja 7:23 adalah salah satu ayat yang dikritik oleh para Apologis dari kalangan non-kristen..

Apa yang janggal dari ayat tersebut?

Para pengkritik Alkitab mengklaim penulis kitab Raja-Raja keliru terhadap perhitungan matematis laut tuangan yang berbentuk lingkaran tersebut..
Berdasarkan 1 Raja-Raja 7:23,, laut tuangan tersebut berdiameter 10 hasta dengan keliling 30 hasta..
Rumus matematika yang dipakai untuk menghitung keliling lingkaran adalah :

2 n r atau diameter x konstanta..

(π = 3,14159265358979 atau 22/7)

Jadi semestinya keliling lingkaran dari laut tuangan tersebut adalah 31,4159 hasta dari hasil perhitungan :

10 X 3,14159265358979 = 31,4159265358979

Mengapa Alkitab menuliskan keliling lingkarannya adalah 30 hasta? Apakah Alkitab keliru?

Sebelum menanggapinya lebih jauh,, mari kita lihat sejarah dari nilai  π (pi)..

Dalam matematika π (pi) disebut bilangan irasional.
Bilangan Irasional yaitu misalnya : 1,123456789..dst…dst

Menurut sejarah, nilai π (pi) mulai di hitung oleh para ahli matematika kuno sekitar abad ke-2 SM..

Penghitungan pertama dilakukan oleh Archimedes (287-212 SM), salah seorang ahli matematika kuno yang terkenal di dunia. Archimedes menemukan nilai π  (pi) adalah 3 1/7 dan atau 3 10/71 sebagai pendekatan penghitungan nilai π (pi).
Selanjutnya penghitungan nilai π  (pi) dilakukan oleh Zu Chongzhi (429-501 M), seorang matematikawan dan astronom Cina yang sangat brilian.
Zu Chongzhi menghitung pendekatan nilai π (pi) adalah 355/113 dengan menempatkan 9 bilangan desimal.

Selanjutnya para ahli-ahli matematika modern juga mengembangkan penghitungan nilai π  (pi) dengan berbagai metode.

Mengenai simbol pi yaitu “π ” (abjad Yunani) seperti pada gambar diatas , simbol ini diperkenalkan oleh William Jones pada tahun 1706, yang kemudian dipopulerkan oleh Euler pada tahun 1737.

Jika kita melihat sejarahnya, jelas saja nilai  π(pi) belum dirumuskan saat Raja Salomo membuat laut tuangan seperti yang dituliskan dalam 1 Raja-Raja 7:23..

Namun apakah Alkitab tidak akurat dengan perhitungan matematika modern keliling lingkaran.?

Sebelum kita membuktikannya secara matematis, mari kita lihat bentuk laut tuangan yang digambarkan dalam Alkitab..

1 Raja-Raja 7:23-29
7:23 Kemudian dibuatnyalah “laut” tuangan yang sepuluh hasta dari tepi ke tepi, bundar keliling, lima hasta tingginya, dan yang dapat dililit berkeliling oleh tali yang tiga puluh hasta panjangnya.

7:24 Dan di bawah tepinya ada gambar buah labu yang mengelilinginya sama sekali, sepuluh dalam sehasta, merangkum “laut” itu berkeliling; labu itu dua jajar, dituang setuangan dengan bejana itu.

7:25 “Laut” itu menumpang di atas dua belas lembu, tiga menghadap ke utara dan tiga menghadap ke barat, tiga menghadap ke selatan dan tiga menghadap ke timur; “laut” itu menumpang di atasnya, sedang segala buntut lembu itu menuju ke dalam.

7:26 Tebal “laut” itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang. “Laut” itu dapat memuat dua ribu bat air.

7:27 Selanjutnya dibuatnya sepuluh kereta penopang dari tembaga, satu kereta empat hasta panjangnya, empat hasta lebarnya dan tiga hasta tingginya.

7:28 Beginilah bentuk kereta penopang itu: ada papan penutupnya dan papan itu diapit oleh bingkai.

7:29 Dan pada papan penutup yang diapit oleh bingkai itu ada singa, lembu dan kerub, dan demikian juga pada bingkai itu; di sebelah atas dan di sebelah bawah singa dan lembu itu ada karangan-karangan bunga yang tergantung.

Menurut ayat-ayat diatas, bentuk laut tuangan tersebut adalah seperti pada gambar diatas.

Ada yang menarik dari bentuk laut tuangan tersebut yang di tuliskan pada ayat ke 26 yaitu bagian tepinya yang mirip piala (cangkir atau mangkuk), memiliki tebal setapak tangan manusia..
Dengan tebal tepian setapak tangan manusia, artinya laut tuangan tersebut memiliki 2 lingkaran yaitu lingkaran luar dan lingkaran dalam.

Dalam Alkitab dituliskan diameter luar laut tuangan tersebut adalah 10 hasta (di ukur dari tepi ke tepi)..
Kemudian Alkitab menulis kelilingnya adalah 30 hasta, namun tidak jelas dituliskan nilai tersebut adalah keliling luar atau dalamnya..
Banyak pengkritik Alkitab menganggap nilai tersebut adalah keliling luar karena dituliskan “dapat di lilit dengan tali”..
Namun jika di pikirkan dengan logis, jika kita membuat sebuah wadah seperti sumur, maka yang pertama diukur adalah keliling dalam bukan keliling luar, karena keliling luar otomatis akan menyesuaikan dengan tebal tepian yang kita inginkan..
Ayat 23 berbicara tentang pembuatannya (Kemudian dibuatnyalah “laut” tuangan), maka pasti ukuran keliling yang di gunakan adalah ukuran keliling dalam.. Lihat juga tebal tepiannya yang baru ditulis pada ayat 26.
Dan yang perlu diingat juga bahwa dalam Alkitab perjanjian lama, tidak pernah ditemukan adanya penulisan angka desimal, maka tidak mustahil penulis kitab Raja-Raja menuliskan nilai keliling dalamnya yang bernilai angka bulat (30)..

Jadi sebenarnya tidak ada kekeliruan nilai keliling lingkaran mengenai laut tuangan yang dituliskan dalam 1 Raja-Raja 7:23 jika kita memahami bentuknya..

Sekarang mari kita coba hitung keseluruhan nilai laut tuangan tersebut dari nilai-nilai yang ada..

Nilai yang kita gunakan dalam perhitungannya adalah :

Keliling luar = (?)
– Keliling dalam = 30 hasta

– Diameter luar = 10 hasta
– Diameter dalam = (?)

Tebal tepian = setapak tangan.

Ukuran setapak yang saya gunakan adalah 5 jari..
Ukuran dalam hastanya adalah 1/4 dari 1 hasta dengan nilai 1 hasta = 18

18 x 0,25 = 4,5..

Dengan menggunakan pendekatan 4,05..

Sekarang mari kita hitung terlebih dahulu nilai π (pi) dalam Alkitab untuk bisa mendapatkan diameter dalam dan keliling luarnya.

Karena 30 hasta adalah keliling dalam sedangkan 10 hasta adalah diameter luar, maka untuk menemukan nilai π (pi) adalah dengan mengurangkan nilai tebal tepian laut tuangan tersebut dari diameter luarnya dan membaginya dengan keliling dalam..

(30 x 18) : [(10 x 18) – (2 x 4,05) ] = 540 : (180-8,10) = 3,1413613 = 3,1414.

[Note : 18 inchi adalah nilai dari 1 hasta yang saya gunakan]

Nilai  π(pi) dari laut tuangan tersebut adalah 3,1413613 dengan pendekatan 3,1414.
Nilai π (pi) tidak selalu sama persis namun yang sering digunakan dalam matematika adalah 3,1415 (4 desimal)..
Bandingkan dengan nilai  π(pi) dalam Alkitab yang sangat akurat..

Sekarang mari kita hitung nilai2 yang ditulis dalam Alkitab untuk mengisi (?) dengan dasar nilai n (phi) yang telah kita hitung diatas :

– Keliling luar = (?)
– Keliling dalam = 30 hasta

– Diameter luar = 10 hasta
– Diameter dalam = (?)

Diameter dalam
[Rumus = keliling dalam :  π (pi)]

30 : 3,1415927 = 9,5493

Diameter dalam laut tuangan tersebut adalah 9,5493 hasta.

Keliling luar
[Rumus diameter luar x π (pi)]

10 x 3,1415927 = 31,4159

Keliling luar laut tuangan tersebut adalah 31,4159 hasta.

Jadi semua ukuran dari laut tuangan tersebut adalah :

Lingkaran luar

– Diameter luarnya adalah 10 hasta

– Keliling luarnya adalah 31,4159 hasta

Lingkaran dalam

– Diameter dalamnya adalah 9,5493 hasta

– Keliling dalamnya adalah 30 hasta.

Inilah ukuran lingkaran dari laut tuangan yang di buat Raja Salomo..

Kesimpulannya yaitu tidak ada kesalahan nilai keliling lingkaran dalam Alkitab jika kita mau memahaminya lebih dalam. Malahan sebaliknya, dengan perumusan tersebut, terbukti Alkitab telah menulis secara akurat mengenai nilai n (pi) jauh sebelum nilai n (pi) ini dirumuskan para ahli matematika kuno..

Semoga membuka wawasan kita semua untuk memahami Alkitab lebih jauh dan menjadi berkat buat kita semua..

Tuhan Yesus memberkati

Salam sejahtera sobat Kristus.. Pada artikel lain di web blog ini yaitu Benarkah Markus 5:1-13 keliru secara geografis.?, kita telah membahas panjang lebar untuk menjawab tuduhan kesalahan geografis seperti yang diklaim para apologis dari kalangan non-kristen.

Nah, dalam artikel ini kita akan membahas rute perjalanan Yesus pada Markus 7:31 yang juga diklaim oleh para pengkritik tersebut sebagai kesalahan geografis dalam Injil..

Ada apa dengan rute perjalanan Yesus dalam Markus 7:31 sehingga diklaim sebagai suatu kesalahan geografis?

Markus 7:31
Kemudian Yesus meninggalkan pula daerah Tirus dan dengan melalui Sidon pergi ke danau Galilea, di tengah-tengah daerah Dekapolis.

Tirus dan Sidon adalah 2 kota pesisir pantai yang terletak di bagian utara gunung Karmel di wilayah Fenesia..
Tirus adalah sebuah kota dengan wilayah yg tidak terlalu besar yang terletak di bagian selatan kota Sidon dan hanya berjarak sekitar 20 mil dari kota Sidon
(Lihat peta geografis di bawah ini).

Menurut Markus 7:31, tujuan Yesus dari kota Tirus adalah danau Galilea yang terletak disebelah tenggara kota Tirus, namun Markus menulis bahwa Yesus menempuh jalur utara melewati kota Sidon untuk pergi ke danau Galilea yang ada dibagian tenggara kota Tirus.
Menurut mereka, menempuh jalur utara melalui kota Sidon untuk pergi ke danau Galilea yang terletak disebelah tenggara adalah sebuah kekeliruan dan berdasarkan hal tersebut para pengkritik Alkitab menuduh penulis Injil Markus melakukan kesalahan geografis dalam Injil yang ditulisnya..

Apakah penulis Injil Markus keliru mengenai rute perjalanan Yesus dalam Markus 7:31 ?

Selain Markus, penulis Injil Matius pun menuliskan tentang keberadaan Yesus di kota Tirus dan Sidon..

Matius 15:21
Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon.

Untuk memahaminya,, yang pertama kita perhatikan yaitu wilayah yang menjadi target pelayanan Yesus..
Rute pelayanan Yesus adalah mencakup daerah-daerah di wilayah Israel dan kota Sidon masih termasuk target wilayah pelayanan Yesus. Jadi tentunya tidak mengherankan jika Yesus dari Tirus pergi ke Sidon dan kembali ke Galilea, karena wilayah-wilayah tersebut masih termasuk target pelayanan Yesus di masa itu.

Kemudian yang jadi pertanyaannya selanjutnya yaitu mengapa dari kota Sidon Yesus tidak mengambil rute kembali melalui kota Tirus saja yang otomatis jaraknya lebih dekat untuk pergi ke danau Galilea..??

Untuk memahami rute perjalanan yang di pilih oleh Yesus dalam kisah ini, kita akan menemukan alasan yang tepat ketika kita mempelajari peta topografi wilayah tersebut untuk mengetahui keadaan geografis dari wilayah tersebut, karena jarak yang dekat belum tentu itu adalah rute yg terbaik..
(Lihat peta topografi dibawah ini)

Memang secara geografis, kota Tirus lebih dekat jaraknya dengan daerah Dekapolis, namun yang harus di perhatikan yaitu diantara daerah dekapolis dan kota Tirus ada sebuah pegunungan curam yang dikenal dengan nama “tangga Tirus”.
Dimasa peperangan, pegunungan curam tersebut merupakan benteng alam yang sangat menyulitkan serdadu-serdadu perang untuk menyerang kota Tirus dari barat dan selatan..
Jadi tentunya jika menempuh rute melalui Tirus menuju danau Galilea, maka otomatis harus melalui pegunungan curam yang disebut tangga Tirus tersebut..

Yesus mengenal dengan baik wilayah-wilayah tersebut sehingga tidak menempuh rute melalui Tirus karena akan melewati pegunungan curam Tirus tetapi menggunakan jalur dari utara melalui pintu masuk lembah Bekkah di Sidon untuk menempuh perjalanan ke Danau Galilea..
Rute dari utara melalui pintu masuk lembah Bekkah di Sidon adalah rute terbaik yang biasa digunakan oleh para pedagang-pedagang dan serdadu perang bila menempuh perjalan dari utara ke Laut Merah ataupun sebaliknya..

Jadi justru Yesus mengambil rute perjalanan yang paling tepat untuk akses ke Danau Galilea dengan mengambil jalur lewat utara, dan tentunya penulis Injil Markus tidak keliru secara geografis seperti yang dituduhkan para pengkritik Alkitab di atas.

Semoga bisa menambah wawasan dan menjadi berkat bagi kita semua.

Tuhan Yesus memberkati

Shalom sobat Kristus.

Markus 5:1-13 adalah sebuah narasi dalam Injil yang mengisahkan tentang perjalanan Yesus ketika Ia berada di daerah orang Gerasa yang terletak di seberang Danau Galilea.

Markus 5:1
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.

Para apologis dari kalangan non-kristen mengklaim bahwa penulis Injil Markus sangat keliru dalam periwayatan tersebut, karena rupanya ia tidak mengenal lokasi geografis wilayah tersebut, sehingga menyangka bahwa Gerasa adalah sebuah kota yang terletak diseberang Danau Galilea..
Padahal secara geografis, Gerasa adalah sebuah Kota yang berjarak sekitar 30 mil jauhnya dari danau Galilea.

Kekeliruan Markus menurut mereka terlihat jelas ketika membandingkan periwayatan kisah yang sama yang ditulis oleh Matius.
Matius menulis dengan lebih tepat, yaitu dengan menyebut lokasi tersebut sebagai wilayah orang Gadara, karena secara geografis kota Gadara hanya berjarak sekitar 5,5 mil dari Danau Galilea.

Matius 8:28
Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu.

Melihat klaim yang dibuat oleh para Apologis dari kalangan non-kristen diatas, muncul pertanyaan kepada kita yaitu “Benarkah narasi dalam Markus 5:1-13 keliru secara geografis..?”

Jika mau menuduh penulis Injil Markus keliru,, maka otomatis penulis Injil Lukas pun keliru karena menuliskan hal yang sama dengan Markus..

Ada 3 penulis Injil yang meriwayatkan kisah ini yaitu Matius, Markus dan Lukas..
Matius menyebut daerah tersebut sebagai daerah orang Gadara, sedangkan Markus dan Lukas menyebutnya sebagai daerah orang Gerasa.

Matius 8:28
Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu.

Markus 5:1
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.

Lukas 8:26
Lalu mendaratlah Yesus dan murid-murid-Nya di tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea.

Sebenarnya tidak ada kekeliruan bila kita memahaminya, karena Matius, Markus, dan Lukas adalah orang yang berbeda dan dengan karakter yang berbeda pula..
Target pemberitaan Injil mereka pun berbeda karena Matius menuliskan Injil untuk orang Yahudi, sedangkan Markus dan Lukas menuliskan Injil untuk orang diluar Yahudi yaitu orang-orang Romawi dan Yunani..
Memang mereka memiliki visi dan misi yang sama yaitu menyebar luaskan tentang Injil kerajaan Allah, namun target pelayanan mereka ada di daerah yang berbeda..
Dari perbedaan-perbedaan itulah sehingga kita bisa dengan sangat mudah memahaminya..

Yang pertama, mari kita analisa teks Injil yang dituliskan masing-masing penulis Injil tersebut..

Matius 8:28
LAI : Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu.

Greek : Καὶ ἐλθόντι αὐτῷ εἰς τὸ πέραν εἰς τὴν χώραν τῶν Γεργεσηνῶν, ὑπήντησαν αὐτῷ δύο δαιμονιζόμενοι ἐκ τῶν μνημείων ἐξερχόμενοι χαλεποὶ λίαν ὥστε μὴ ἰσχύειν τινὰ παρελθεῖν διὰ τῆς ὁδοῦ ἐκείνης

Trans : kai elthontos autou eis to peran eis tēn chōran tōn gadarēnōn upēntēsan autō duo daimonizomenoi ek tōn mnēmeiōn exerchomenoi chalepoi lian ōste mē ischuein tina parelthein dia tēs odou ekeinēs.

Markus 5:1
LAI : Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.

Greek: και ηλθον εις το περαν της θαλασσης εις την χωραν των γαδαρηνων

Trans : kai ēlthon eis to peran tēs thalassēs eis tēn chōran tōn gerasēnōn

Lukas 8:26
LAI : Lalu mendaratlah Yesus dan murid-murid-Nya di tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea.

Greek : Καὶ κατέπλευσαν εἰς τὴν χώραν τῶν Γαδαρηνῶν, ἥτις ἐστὶν ἀντιπέραν τῆς Γαλιλαίας

Trans : kai katepleusan eis tēn chōran tōn gerasēnōn, ētis estin antipera tēs galilaias

Ketiga penulis Injil diatas menggunakan kata chóra dalam menyebut lokasi pada kisah tersebut..
Kata chóra dalam bahasa penulisan Injil (bahasa Yunani) arti harafiahnya adalah ruang, tempat, tanah..
Kata chóra biasanya di gunakan untuk menyebut suatu daerah atau wilayah daratan..

Greek Concordances

Chóra : a space, place, land

Original Word :  χώρα, ας, ἡ
Part of Speech :  Noun, Feminine
Transliteration :  chóra
Phonetic Spelling :  (kho’-rah)
Short Definition :  region, land, fields
Definition :
(a) a country or region, (b) the land, as opposed to the sea, (c) the country, distinct from town, (d) plur: fields.


Memang kota Gerasa berjarak sekitar 30 mil dari Danau Galilea, namun yang harus diperhatikan yaitu penulis Injil Markus dan Lukas tidak menyebutkan bahwa lokasi diseberang Danau Galilea tersebut adalah kota Gerasa..

Kata chóra dalam bahasa Yunani tidak diartikan sebagai kota karena “kota” dalam bahasa Yunaninya adalah polis..

Bandingkan antara “kota Gerasa” dan “daerah orang Gerasa“..
Pemahaman keduanya tentu saja berbeda karena suatu daerah/wilayah (chōra) artinya sudah mencakup lokasi penduduk disekitar kota tersebut atau tentang bagaimana wilayah tersebut biasa dikenal.

Contohnya sederhanya adalah misalnya saya seorang yang berasal dari Sulawesi Utara dan tinggal di kota Langowan.. Namun ketika saya berada di luar daerah, orang biasa menyebut saya “orang Manado” pada hal saya tidak tinggal di kota Manado melainkan di kota Langowan yang jaraknya cukup jauh dari kota Manado.
Namun seperti itulah kebiasaannya, orang di luar daerah biasa menyebut orang-orang yang tinggal di sekitar Manado sebagai “orang Manado” walaupun sebenarnya ia tidak tinggal di kota Manado.

Hal ini juga berlaku di beberapa daerah lain dalam menyebut kota atau daerah yang lebih mudah dikenal sebagai julukan dari orang-orang tinggal disekitar kota tersebut..

Penulis Injil Markus dan Lukas menyebut lokasi disekitar Danau Galilea sebagai daerah orang Gerasa untuk memudahkan para pembaca injilnya mengenal wilayah tersebut.

Lalu bagaimana bisa hal tersebut dianggap sebagai suatu kesalahan geografis? ^__^

Jelas tuduhan para pengkritik Alkitab bahwa Markus dan Lukas keliru secara geografis yang justru adalah tuduhan yang keliru karena mereka menuliskan tempat tersebut adalah daerah/wilayah dari orang Gerasa, bukan kota Gerasa..

Namun masih ada satu lagi permasalahannya yaitu penulis Injil Markus dan Lukas menyebut daerah tersebut sebagai daerah orang Gerasa sedangkan penulis Injil Matius menyebutnya sebagai daerah orang Gadara..

Bagaimana kita memahami perbedaan tersebut?

Mengenai hal ini, kita akan mudah memahaminya yaitu dengan melihat target pelayanan dari masing-masing penulis Injil tersebut..

Target pelayanan Markus dan Lukas adalah menulis Injil untuk orang-orang Romawi dan Yunani.
Salah satu sejahrawan Yahudi kuno Yosephus Flavius menulis bahwa pada zaman penjajahan Romawi, kota Gerasa adalah sebuah kota yang dihuni oleh sebagian besar orang Romawi.

During the Roman period Gerasa enjoyed increasing prosperity. .. At the outbreak of the First Jewish Revolt (a.d. 66–74) Gerasa and the neighboring cities of Philadelphia and Heshbon were attacked by Jewish rebels ( BJ ii.18.1 [458])

Dengan menuliskan wilayah tersebut sebagai “daerah orang Gerasa”, maka tentunya akan memudahkan para pembaca Injil Markus dan Lukas pada waktu itu, yaitu orang-orang Romawi dan Yunani untuk memahami kisah tentang Yesus yang mereka baca dalam Injil tersebut.

Sedangkan Matius yang menulis Injil untuk orang-orang Yahudi lebih memilih menyebutnya sebagai “daerah orang Gadara” karena daerah tersebut lebih mudah dikenal oleh orang-orang Yahudi.
Matius yang adalah seorang pemungut cukai didaerah Galilea tentunya banyak mengetahui daerah-daerah disekitar wilayah tersebut dan lebih memilih penyebutan “daerah orang Gadara” yang paling pas untuk lebih mudah dikenali orang-orang Yahudi yang membaca Injil yang dituliskannya, karena wilayah tersebut adalah sebuah wilayah strategis orang Yahudi untuk pertahanan militer dalam mempertahankan Yerusalem, dan juga sebagai daerah perdagangan yang ideal orang-orang Yahudi..

Perbedaan penulisan tersebut diakibatkan karena para penulis Injil memiliki masing-masing karakter penulisan untuk memudahkan para pembacanya memahami Injil yang mereka tuliskan..

Kesimpulannya yaitu tidak ada kesalahan geografis dalam Injil seperti yang dituduhkan para pengkritik Alkitab..
Para penulis Injil adalah orang berbeda yang memiliki karakter yang berbeda pula dan mereka menggunakan gaya penulisan yang mereka anggap tepat untuk dimengerti pembacanya dan dengan tujuan untuk memudahkan para pembacanya memahami Injil yang mereka tuliskan.. Dan dengan cara seperti itu, Injil lebih mudah disebar luaskan sehingga banyak orang yang mengenal bisa Yesus lebih dalam.

Semoga menambah wawasan kita dalam memahami Alkitab lebih dalam..

Tuhan Yesus memberkati